Label dari organisasi ulama itu untuk memastikan bahwa tinta yang digunakan tidak najis. Untuk membuktikan bahwa tinta benar-benar tak najis disahkan melalui sertifikat MUI.
Komisioner KPU Kabupaten Malang Bidang Logistik dan Keuangan Umar Khayyan mengatakan, sertifikat MUI sudah diberikan kepada pemenang tender yakni CV Tinta Mas Tirta Surya. Sertifikat itu wajib dimiliki mereka sebelum mengikuti lelang.
"Pemilih (di Kabupaten Malang) itu kan mayoritas muslim. Agar mereka mau menyoblos, harus ada kepastian bahwa tinta itu tidak mengandung unsur najis," ujar Umar saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (22/7).
Sertifikat MUI juga diharapkan mampu menekan angka golput. Dengan adanya sertifikat MUI, KPU ingin agar mayoritas pemilih yang beragama Islam bersedia menggunakan hak suaranya.
Selain itu, bahan pembuatan tinta juga harus berkualitas. Untuk kualitas tinta, dibuktikan dengan adanya uji laboratorium Sucofindo di Surabaya. Proses pemeriksaannya dilakukan sebelum tinta itu dikirim ke kantor KPU di Jl Raya Panji, Kepanjen. "Ini untuk mengetahui ketahanan tinta di tangan," lanjut Umar.
Uji laboratorium ketahanan tinta dilakukan untuk mengantisipasi pemilih mencoblos dua kali. Minimal warna tinta harus betahan selama enam jam. Dengan demikian, pemilih yang sudah menggunakan hak suaranya, tak bisa mencoblos lagi. "Yang kami butuhkan tinta bisa bertahan sampai jam satu siang. Batas akhir memilih kan sampai jam satu siang," sambung pria asal Singosari tersebut.
Jumlah tinta yang disediakan KPU mencapai 2.092 botol. Tinta itu akan disebar 4.046 tempat pemungutan suara (TPS) se-Kabupaten Malang. Kini, tinta disimpan KPU di Stadion Kanjuruhan Malang. (sumber:radarmalang) Iklan Gratis MalangKediriKulinerPrediksi Bola Jersey Batik Kaos Tenun Ikat
